Kamis, 15 Desember 2011

Remaja dan Penurunan Moral


ilustrasi:)
Pergaulan bebas dan kekerasan menjadi titik hitam bagi generasi muda saat ini. indikatornya bisa dilihat dari makin maraknya media menyoroti perilaku negatif para remaja akhir-akhir ini. Disimpulkan hal ini erat kaitannya dengan penurunan moral remaja. Tetapi dicurigai juga kemungkinan perilaku-perilaku itu disebabkan oleh sebab yang lain.
Sebut saja Jenifer, seorang remaja yang ternyata diam-diam telah melakukan aktivitas seksual saat usianya baru menginjak 17 tahun. Hubungan terlarang itu dilakukannya dengan pacarnya. Walaupun kini mereka telah berpisah,  penyesalan selalu dirasakan Jenifer.
Mungkin kalian berpikir, Jenifer adalah gadis yang nakal. Sebenarnya tidak. Sayangnya ketika itu, ia terkena rayuan sang pacar yang berkedok cinta dan sayang. Awalnya ketika “diajak” pertama ia menolak. Ketika itu, Jenifer dipancing dengan diajak menonton video porno disetiap kesempatan. Jenifer sadar dan takut untuk melakukannya. Akhirnya iap] pun mengiyakan bujukkan pacarnya. Jenifer takut jika menolak, pacarnya akan meninggalkannya. Padahal mereka saling cinta.
Lambat laun, hal itu terjadi berkali-kali, dan Jenifer pun menyadari bahwa sang pacar hanya memanfaatkannya. Mereka pun putus. Untung, Jenifer tidak sampai hamil. Setelah kejadian itu, Jenifer selalu curiga, jangan-jangan teman-temannya tahu apa yang telah diperbuatnya. Jenifer takut orang-orang sekitar berpikiran negatif padanya. Untungnya hingga sekarang orang tuanya tidak mengetahui keadaan Jenifer.
Apa yang saya tuliskan diatas adalah sebuah ilustrasi bagaimana seorang remaja bisa terjerat hal-hal negatif yang sangat merugikan untuk dirinya sendiri. Penyebab lain yang sangat mungkin menyebabkan kemerosotan moral remaja adalah pengaruh budaya instan. Budaya instan, sebuah budaya yang praktis dan serba mudah. Apalagi kecanggihan teknologi yang ada tidak diimbangi oleh kekuatan hukum yang berlaku.  Hukum di negara ini masih longgar, sehingga memudahkan siapa pun, termasuk remaja menjerumuskan diri ke hal-hal negatif.
Harusnya pemerintah, orang tua, sekolah memperketat penggunaan teknologi informasi. Pun dengan diri sendiri yang hendaknya mengendalikan diri agar tidak terjebak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Budaya instan memang lebih mudah dan menyenangkan, tetapi hendaknya juga diimbangi dengan pengendalian diri yang kuat. Ketika sudah terjerumus, akan sulit terlepas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar