Selasa, 27 Desember 2011

UTAMAKAN RAMAH LINGKUNGAN


Eksplorasi geothermal akan sangat merugikan Bali, masyarakat dan alamnya. Hendaknya hal ini perlu dikaji lebih dalam lagi. Jika proyek ini benar-benar terealisasikan, apa dampak nyatanya untuk Bali? Apakah begitu mendesakknya proyek ini dilaksanakan hingga Pak Menteri begitu memaksakan kehendak? Jangan-jangan ada udang di balik batu? Madu yang dimiliki Bali sangat terbatas. Jangan sampai madu ini dihisap habis oleh para “pendatang”, sedangkan krama Bali sendiri melarat.
Untuk mengatasi hal ini, hendaknya krama Bali lebih cermat. Jangan tergiur oleh janji-janji yang selamanya memang menjadi janji. Mari jaga Bali, jangan membuat Bali tercinta ini leteh hanya karena tergoda oleh beberapa lembar rupiah. Katanya proyek ini akan menyerap banyak tenaga kerja, tapi mari kita pikirkan posisi apa saja yang bisa ditempati krama Bali di proyek itu. Jangan sampai Bali kita ini bernasib seperti Papua dengan Freeportnya.
Kebutuhan akan energi listrik di Bali saat ini memang besar. Tapi pemaksaan pelaksanaan proyek geothermal ini sangat tidak relevan untuk Bali saat ini. Ingatlah bahwa eksploitasi alam di negeri ini sudah sangat berlebihan, tak terkecuali Bali hingga alam merongrong dan menangis. Hingga datanglah bencana silih berganti tak henti-henti. Apakah kita akan akan menambah derita alam lagi? Itu sama dengan membunuh diri sendiri. Saran saya mengenai masalah penambahan sumber energi ini adalah mencari alternatif lain yang lebih ramah lingkungan. Masih banyak sumber energi yang lebih ramah lingkungan, seperti pemaksimalan air terjun sebagai pembangkit listrik atau kincir-kincir layaknya di negeri Belanda, pun dengan pemanfaatan energi matahari. Mari sama-sama menjaga kelestarian alam. Jangan berpikiran sempit seperti ini. Pak Menteri yang putra Bali (yang harusnya lebih mengerti tentang Bali) hendaknya ikut menjaga Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar