Sebagai seseorang yang pernah membimbing teman-teman mengelola majalah, saya banyak belajar dari teman-teman (yang ketika itu masih SMA) yang
kreatif. Mereka sangat kreatif menulis, membaca, dan melayout
tampilan majalah. Merekapun mampu untuk saling bekerjasama menerbitkan
majalah sekolah yang biasanya diterbitkan satu semester sekali selama 6
bulan.
Untuk mengelola majalah sekolah
sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Hal yang tersulit saya rasakan
adalah menjaga agar tulisan tidak terlihat basi dan terupdate dengan
baik. Dewan redaksi harus menjaga mutu tulisan, sebab majalah ini terbit
hanya 6 bulan sekali. Oleh karena itu, kami selalu mengadakan kegiatan
studi jurnalistik, semacam share sambil belajar di lapangan. Mereka dilatih dan diarahkan untuk
mengelola sebuah majalah sekolah.
Kelak jika Anda menjadi seorang guru, hal ini sangatlah penting. Majalah sekolah (atau majalah dinding sekalipun) adalah media yang sangat terhormat untuk menyampaikan inspirasi. Jadi langkah yang harus Anda lakukan adalah latih peserta didik kita (seperti cerita di atas, seperti yang telah saya lakukan terhadap teman-teman saya ketika SMA) untuk
bertanggungjawab dan kreatif mengelola majalah sekolahnya sendiri. Ajak
mereka untuk menemukan potensi uniknya menyampaikan pesan dalam bentuk
tertulis. Kalau mereka sudah terbiasa mengelola majalah sekolah dengan
baik, ketika lulus mereka sudah pengalaman dalam mengelola sebuah
majalah sekolah.