Masyarakat Indonesia dilihat dari
sudut kebudayaannya adalah plural (jamak) dan sekaligus juga heterogen (aneka
ragam). Kondisi kemajemukan budaya masyarakat Indonesia di satu pihak membuat
kita bangga, namun sesuai dengan konsep rwa bhineda atau oposisi
binary, di balik kebanggaan/berkah itu, kemajemukkan juga mengandung
musibah yakni kerawanan akan konflik.
Harusnya
perbedaan tidak dijadikan hambatan dalam berinteraksi antarmanusia. Alasannya,
karena pada hakikatnya ada sebuah kesamaan yang paling mendasar, yaitu
sama-sama merupakan manusia yang memiliki hati nurani. Inilah konsep ideal yang
ditawarkan untuk menyikapi keberagaman
budaya di Indonesia.
Kita
sebagai rakyat Indonesia harusnya saling menghormati dan menghargai antar satu
dengan yang lainnya, antar satu suku dengan suku lainnya, antara agama satu
dengan yang lainnya, tanpa sedikitpun merendahkan suku, budaya, adat, dan juga
agama yang dimiliki orang lain.
Bukankah berbeda itu indah? Keberagaman ibarat pelangi. Pelangi
itu terdiri dari berbagai warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu, karena beraneka ragam inilah yang menyebabkan pelangi itu indah
dilihat bukan?
Pluralisme (kemajemukan) budaya menunjukkan betapa kayanya suatu negara. Negara Indonesia
merupakan salah satunya. Betapa kayanya negara kita ini yang memiliki beraneka ragam suku, bahasa daerah,
makanan, dan hasil kesenian indah lainnya.
Pentingnya pluralisme budaya
adalah untuk menumbuhkan sikap
kecintaan akan budaya masing-masing, menciptakan rasa tenggang rasa antar
pemilik kebudayaan yang satu dengan yang lainnya, dan
adanya pluralisme akan menghilangkan kebosanan.
Harusnya kita menyadari pluralisme budaya bukanlah sebuah alasan untuk
memecah belah persatuan.
sedikit sekali esai nya????
BalasHapusKan udah di bilang esay pendek
HapusMenurut saya esay kk sudah bagus
BalasHapusKaka bisa buat esay yg lebih panjang dan bisa membangkitkan semangat orang lain dalam membaca.
Dari saya tetap semangat dalam berkarya💪