Abercrombie
(1956) menulis bahwa ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang paling sedikit
memperlihatkan cirri sedaerahan. Sebagai bahasa yang hidup, bahasa Indonesia
telah dan akan terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan masyarakat
pemakainya. Luasnya wilayah pemakaian bahasa Indonesia dan keanekaragaman
penuturnya serta cepatnya perkembangan masyarakat telah mendorong berkembangnya
berbagai ragam bahasa Indonesia dewasa ini. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia
digunakan oleh kelompok-kelompok masyarakat penutur yang berbeda latar
belakangnya baik dari segi geografis maupun dari segi sosial menyebabkan
munculnya berbagai ragam kedaerahan dan sejumlah ragam sosial.
Salah satu
jenis ragam sosial yang bertalian dengan pokok bahasan ini adalah ragam bahasa
Indonesia yang lazim digunakan oleh kelompok yang mengganggap dirinya
terpelajar. Ragam ini diperoleh melalui pendidikan formal di sekolah. Karena
itu, ragam ini lazim juga disebut ragam bahasa (Indonesia) sekolah. Ragam
bahasa kaum terpelajar itu biasanya dianggap sebagai tolak untuk pemakaian
bahasa yang benar. Oleh karena itulah maka ragam bahasa sekolah itu disebut
juga bahasa baku (Alwi et al. 1993). Penyebab terbentuknya ragam bahasa
baku : (1) Luasnya
wilayah penggunaan atau pemakaian, (2) Keanekaragaman
penuturnya. (3) Dinamis,
bahasa mengalami perkembangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar