Filsafat
dikatakan sebagai induk ilmu pengetahuan (mater
scientiarium) karena ilmu yang paling pertama kali muncul. Objek kajian
filsafat ialah seluruh kenyataan. Padahal sebagai sebuah ilmu, filsafat
harusnya mempunyai objek material khusus. Inilah yang menyebabkan ilmu terpisah
dengan filsafat. Walau terpisah, hubungan filsafat dengan ilmu tidak terputus.
Adanya
ciri khusus yang menjadi pemisah antar ilmu menimbulkan batas-batas tegas tiap
ilmu. Di sinilah filsafat berusaha menyatupadukan masing-masing ilmu. Tugas
filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup
yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas. Oleh Karena itu, filsafat merupakan salah satu bagian
proses pendidikan secara ilmiah dari mahluk yang berpikir.
Ada
hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Hal ini disebabkan banyak
masalah filsafat yang memerlukan landasan ilmiah dalam menelaahnya. Sedangkan
ilmu menyediakan bahan-bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi
perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan dengan pengetahuan
ilmiah.
Terhadap
ilmu-ilmu khusus, filsafat (filsafat ilmu) secara kritis menganalisis
konsep-konsep dasar dan memeriksa asumsi-asumsi dari ilmu dan memperoleh arti
dan validitasnya. Apabila tidak diikuti proses di atas, maka hasil-hasil yang
dicapai ilmu tersebut tidak memperoleh alasan kuat. Sehingga pada akhirnya,
filsafat juga memegang peranan penting dalam membedakan bats-batas ilmu khusus
yang semakin sempit.
Tiga Landasan Penelaahan Ilmu
1.
Ontologi
ilmu
(apa hakikat ilmu) menggarap apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren
dengan pengetahuan ilmiah yang tidak terlepas dari persepsi filsafati tentang
apa dan bagaimana ada itu.
2.
Epistemology
ilmu, melliputi sumber, saran dan tata cara menggunakan
saranan tersebut untuk mencapai pengetahuan ilmiah.
3.
Aksiologi
ilmu, meliputi nilai-nilai (value) yang bersifat normative
dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita kita
jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan
sosial, simbolik, ataupun fisik material.
Dalam
perkembangan filsafat ilmu yang mengarahkan pandangannya pada strategi
pengembangan ilmu menyangkut etik dan
heuristik. Ada tiga macam pendapat
mengenai strategi pengembangan ilmu. Pertama, ilmu berkembangan dalam otonomi
dan tertutup. Kedua, ilmu lebur dalam konteks. Ketiga, ilmu dan kontek saling
meresapi dan saling memberi pengaruh.