Jumat, 14 Oktober 2011

Yang Berlebihan Itu Berbahaya


Dulu, saat sedang nge-tren-nya tayangan smackdown (gulat gaya bebas), Komisi Penyiaran mendapatkan banyak protes dari masyarakat. Di sejumlah daerah, banyak anak yang mempraktekkan adegan di televisi itu pada temannya. Fatalnya banyak anak meniri adegan smackdown itu, hingga membuat temannya kehilangan nyawa.
Banyak reaksi hebat dari masyarakat, Komisi Penyiaran akhirnya melarang total tayangan itu. Para akademisi berpendapat, secara naluri sosial, manusia itu akan cenderung meniru perilaku orang lain yang dilihatnya. Lebih-lebih jika perilaku itu mendapat "restu" (didiamkan atau dianggap wajar) oleh standar sosialnya. Dan lebih-lebih lagi jika perilaku itu negatif. Perilaku negatif jauh lebih cepat ditiru dan menyebar.
ilustrasi :)
Masih soal tayangan televisi, anak-anak kecil kini mudah menjadi terlalu cepat dewasa setelah melihat berbagai tayangan. Hal ini bisa terjadi karena si anak sering menonton sinetron. Menginjak ke anak-anak yang sudah menginjak remaja, play station (PS) dan internet menjadi masalah. Anak-anak secara cepat ketagihan dengan kedua hal di atas hingga menyebabkan mereka menghabiskan banyak waktu dan uangnya untuk bermain PS dan internet. Mereka duduk berjam-jam, menghabiskan tidak sedikit anggaran belanja keluarga.
Internet pun demikian. Dengan menjamurnya warnet, para pengelola seakan berlomba menawarkan fasilitas plus supaya tidak kalah saing. Salah satunya adalah dengan menyediakan ruangan "VIP". Di ruangan itulah para pelanggan memanfaatkannya untuk hal-hal yang berbau amoral.
Televisi, internat atau Plays Stasion, adalah tamu tak diundang yang bisa membawa berkah atau musibah bagi anak-anak. Akan menjadi berkah apabila digunakan untuk kebaikannya dan dalam porsi yang masih dianjurkan. Tapi bila tidak, ini akan mendatangkan musibah. Kuncinya, segala yang berlebihan itu seringkali menimbulkan dampak yang merugikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar