Jumat, 25 Januari 2013

Saatnya Sekolah Inklusi Diperjuangkan

saat ini pendidikan di Indonesia masih melihat peserta didik dengan satu kaca mata, bahwa semua anak adalah sama. dalam beberapa sudut pandang, hal ini sangatlah mendiskriminasi. walau pandangan itu ditujukan awalnya untuk menghilangkan diskriminasi. demi merobohkan tembok pembatas antar siswa dalam kehidupan sosialnya. well, ga selalu bagus.

diskriminasi malah muncul ketika siswa dipandang sama. hal ini kentara di ruang-ruang belajar. akibatnya, pemberian materi pendidikan diberikan sama antara satu anak dengan anak yang lainnya. harusnya, setiap anak diberikan ruang dan hak yang sama untuk berkembang sesuai kapasitas sang anak. bukan 'dipaksa' berkembang di luar batas kemampuan anak.

walaupun kita harus memandang setiap anak sama. hendaknyalah kita lebih bijaksana lagi dalam menyikapi 'kesamaan' yang dimaksudkan itu. seara hakiki, tidak ada manusia diciptakan sama. tak bisa dimungkiri lagi. bahkan anak kembar pun tak sama persis kan? yang pasti setiap anak istimewa.

tidak semua anak terlahir secara sehat fisik (mungkin psikologi juga). adakalanya manusia terlahir difabel. tapi jangan pernah mengira bahwa difabel hanya terlihat secara fisik. fisik kurang = difabel. menurut saya, orang sehat (secara fisik)pun terkadang memiliki cacat (difabel), yaitu pada otak/pikirannya! para koruptor itu difabel otaknya! jadi predikat itu tidak hanya bagi orang-orang tunanetra, tunarungu, dan orang-orang berkebutuhan khusus lainnya.

mari kita fokus kepada judul. mengapa sekolah inklusi? sekolah inklusi adalah sekolah formal (normal/biasa) yang memberikan ruang atau akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. yang saya serukan pada judul itu adalah melihat kenyatan bahwa di luar sana masih banyak sekolah biasa yang tidak menerima anak yang sesungguhnya berkebutuhan khusus. lalu tidak semua orang tua mau menyekolahkan anak mereka yang sesungguhnya perlu 'pengajaran khusus' ke sekolah luar biasa. sebagaimana kita tahu hal ini akan sangat berpengaruh pada psikologis anak. saya mengerti perasaan sang orang tua. saya juga mengerti keadaan di sekoah biasa, karena terkendala guru khusus.

dalam pandangan saya. anak berkebutuhan khusus itu sangat luas cakupannya. tidak hanya anak-anak yang menyandang predikat difabel, namun juga anak-anak yang mengalami beberapa gangguan semisal lambat belajar, hiperaktif, autis, dan berpenglihatan terbatas. sebab secara fisik mereka hampir sama dengan anak normal. inilah yang sulit jika mereka dimasukkan ke sekolah normal (biasa) atau ke sekolah luar biasa. hal ini dikarenakan kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus tidak bisa disamakan dengan kebutuhan pendidikan untuk anak normal. sekolah inklusi sendiri juga merupakan sekolah yang menekankan pendidikan anak dengan pendekatan individu, bukan klasikal. dan situasi seperti inilah yang dibutuhkan anak-anak yang mengalami beberapa gangguan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar