Jumat, 06 April 2012

Senyum Kopi


Aku masih terus-terusan betah duduk dalam waktu seperempat malam, menarik selimut subuh dan bersikeras gelap masih menyertaiku.
Senyum kopi menyambut ketika itu. Saat kedua kelopak mata kita saling bersentuhan rasa. Berhenti dengan rapi dalam jarak yang tepat sekian senti dari cangkir kopiku yang mengepulkan asap dan aroma pagi yang kita kenal baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar