Menulis
itu asyik. Dan saya baru menyadarinya. Jika melihat ke belakang saat saya masih
SD, saya merasa selalu kekurangan ide saat disuruh untuk menulis oleh guru
saya. Ketika SD itu selalu ada pelajaran mengarang dan saya sangat membenci
karena saya selalu tidak memiliki hal yang menarik untuk ditulis. Jikapun saya
akhirnya bisa menulis dan mengumpulkannya ke guru, itu melalui proses yang
sangat lama. Dalam dua jam pelajaran menulis, tulisan yang saya hasilkan
biasanya tak sampai penuh satu halaman buku tulis. Lain halnya dengan
teman-teman saya yang bisa menulis dua halaman lebih kertas doubel folio dengan
rentang waktu yang sama. Saat itulah saya merasa menulis itu tidak
mengasyikkan. Ketika itu saya belum begitu menyukai pelajaran bahasa Indonesia.
Saya masih tertarik dengan pelajaran Seni, karena hanya disuruh menggambar
saja. Meskipun gambar yang saya buat tidak sebagus teman-teman, tapi saya
menyukai pelajaran ini. Saya menikmati.
Entah
kenapa seiring waktu berjalan saya menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Dan kini,
ketika tulisan ini diketik saat saya sudah mencapai semester akhir kuliah di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, saya sudah begitu mencintai pelajaran bahasa
Indonesia. Dan menulis bukanlah sebuah hal yang sulit dilakukan, setidaknya
sesulit saya menulis ketika SD. Apakah saya berjodoh? Entahlah. Saya adalah para otodidak, dan saya pikr saya bukanlah satu-satunya. Saya sudah menemukan dunia itu dan mencoba mencapainya.
Satu
hal yang bisa saya petik dari masa lalu saya dan hingga detik ini yang saya
rasakan. Saya ternyata secara tidak sadar sudah berproses. Bukankah belajar
seharusnya seperti ini? Ada perkembangan yang bisa kamu rasakan dan akhirnya
juga akan terlihat olehmu sendiri dan orang lain. Secara tidak langsung, pola
pikir saya sudah terbentuk. Saya menyukai ini. Saya menemukan dunia saya. Sepertinya saya sangat terlambat
untuk menyadari perkembangan dalam diri saya. Setidaknya, dengan menulis saya
mendapat sebuah pengakuan dari lingkungan saya. Iya, menulis! Pelajaran yang
dulu tidak saya sukai. Sama bencinya dengan pelajaran Matematika. Kini saya
sangat mencintainya. Menulis bukanlah sebuah kendala bagi saya. Dan saya pun
sampai saat ini masih terus belajar dan menantang diri sendiri untuk terus
menulis. Apakah kamu pernah mengalami pengalaman seperti ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar