Benar atau salah, setiap tindakan pastilah ada konsekuensinya. Dari hampir semua pengalaman yang saya miliki, terutama
tentang (ehem) jatuh cinta, saya pun menjadi semakin mengerti bahwa
setiap tindak-tanduk saya memiliki konsekuensinya masing-masing.
Jatuh cinta pada dasarnya adalah sebuah tindakan yang mengantarkan saya pada berbagai konsekuensi. Konsekuensi
paling mendasar adalah patahnya hati saya sendiri. Konsekuensi lainnya
adalah saya harus memulai suatu hubungan dengan manusia lain, yang pada
akhirnya mungkin menjadi pendamping hidup saya–walaupun saya
juga belum berpikir sampai sejauh itu. Bila tidak bisa jadi istri, ya
paling jadi mantan pacar saja. Sederhana, kan? Ya, sesederhana itu. Tidak, sebenarnya tidak
sesederhana itu. Konsekuensi jatuh cinta lebih dari itu.
Jatuh cinta bisa membuat saya belajar
banyak hal, terutama tentang memahami orang lain. Saya bisa belajar
lebih jauh tentang seseorang yang bahkan belum saya kenal sama sekali. Semuanya
benar-benar baru sekaligus menantang. Saya sih, suka tantangan.
Meskipun saya sadar tidak semua tantangan bisa saya lewati dengan mudah
seperti membalikkan satu telapak tangan. Dan lagi, proses belajar
banyak hal dalam jatuh cinta juga tidak selalu berjalan mulus. Selalu akan ada tawa dan air mata dalam perjalanannya.
Berulang kali saya diingatkan tentang si A, B, atau bahkan Z. Saya diingatkan tentang berbagai kemungkinan
dan risiko yang akan muncul di hadapan saya. Saya tahu persis, bagaimana
semua itu akan kandas dan berakhir begitu saja. Akan tetapi, rasa
penasaran selalu berhasil membuat saya membiarkan fenomena jatuh cinta
hadir begitu saja. Naksir, ditaksir, sayang, disayang, suka, disuka,
cinta, dicinta… Eh, cinta? Saya sendiri pun tidak tahu pasti apa itu
cinta. Apapun itu, fenomena jatuh cinta yang hadir selalu membuat saya
tergelitik. Ada bunga matahari yang mekar di dada begitu bisa berbagi
banyak hal dengan orang itu. Sebaliknya, bunga matahari itu langsung
menguncup kembali saat saya dan orang itu tidak bisa berbagi apapun;
obrolan, cerita, pengalaman, dsb. Ah, masak saya harus dikelabuhi oleh sesuatu yang tidak pasti? Yang jelas, semua ini menyenangkan. Ya itulah cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar