Jaman terus berubah, gaya hidup pun ikut berganti. Tak lagi
seperti dulu, kini kopi kian kehilangan kesan maskulin. Apa mungkin ini adalah
efek samping dari emansipasi? Ya,,,nampaknya emansipasi tak hanya melulu dalam bidang
pekerjaan atau profesi, tapi sudah menjangkiti berbagai lini kehidupan. Sampai
- sampai kopi pun tak mampu mengelak dari derasnya arus emansipasi.
Kopi yang dulunya bisa dianggap sebagai konsumsi monopoli
kaum adam, kecuali untuk daerah tertentu, Bali misalnya yang memang minum kopi
sudah menjadi kebiasaan bagi kaum hawa disana, kini kopi bebas dinikmati siapa
saja, bahkan kopi sudah menjadi bagian gaya hidup dewasa ini. Mulai dari orang
pinggiran sampai warga metropolitan, mulai dari warung kopi biasa ke retail
cafe kelas dunia hingga warung kopi pangku bertebaran dimana – mana. Kopi
menjelma bak selebritis yang digandrungi banyak orang. Dari perawan sampai
tukang bakwan, dari sopir taksi hingga elit berdasi, semua menyukai kopi
Menarik memang membahas fenomena kopi ini. Tapi kali ini aku
akan membahas tentang kopi dari sisi filosofisnya, tapi tentu saja itu semua
dari sudut pandang aku pribadi. Secangkir kopi hitam lebih tepatnya.
Buatku secangkir kopi lebih dari
sekedar minuman yang terbuat dari serbuk biji kopi, plus gula, kemudian diseduh
dengan air panas. Menurutku lagi, secangkir kopi adalah miniatur kehidupan anak
manusia. Hitam, pekat, dan terasa sedikit pahit, layaknya perjalanan anak Adam
mengarungi kerasnya kehidupan.
Satu lagi yang tentunya yang melekat dan menjadi ciri khas
kopi, ya tentu saja apalagi kalau bukan rasanya yang pahit, tak jauh beda
dengan kehidupan kita di dunia. Pahitlah yang membuat kita selalu ingat pada
Tuhan. Kecenderungan manusia memang begitu. Ketika mendapat manis, Tuhan seakan
tak pernah ada, tapi tak semua manusia seperti itu.
Tapi, bukan berarti kita hanya mengingat Tuhan disaat kita
susah dan berduka. Kesusahan adalah sebagai cambuk peringatan agar kita kembali
pada-Nya dan senantiasa mengingat-Nya disetiap saat, setiap waktu. Agak sedikit
berceramah di pagi hari. Setelah beberapa teguk kopi menghangatkan kerongkongan
ini.
Yaa,,,itulah
secangkir kopi kehidupan, terasa agak pahit memang, hitam pekat, tapi
nikmaaatt!!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar