Kamis, 08 September 2011

BALI TANPA CITA RASA BALI

Bali dikagumi karena seni budayanya. Para wisatawan baik mancanegara dan domestik datang ke Bali karena ingin menikmati seni budaya Bali yang hingga hari ini masih lestari. Tengok saja sajian-sajian produk seni dan budaya Bali pada ajang PKB. Sungguh kaya Bali ini sebenarnya. Pertanyaannya sekarang, masihkah kita, secara keseluruhan, punya rasa tanggung jawab terhadap seni budaya Bali? Ketika kita dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa salah satu dari produk seni budaya Bali kini terlupakan, hendaknya krama Bali sebagai pemilik, resah. Hendaknya kita mulai berpikir, berdiskusi, dan menemukan pemecahannya. Seperti yang sudah kita tahu, ornamen arsitektur Bali kini dianak tirikan. Bangunan-bangunan yang memagari jalan-jalan kini jamak berarsitektur modern. Tidak ada bercita rasa Bali. Padahal para wisatawan ke Bali ingin melihat itu. Mereka ingin memalingkan pandangan sejenak pada gedung-gedung bertingkat dan segala model arsitektur bergaya modern di tempat tinggal mereka. Mereka punya bangunan yang lebih canggih kok. Jadi untuk apa bangunan modern seperti itu dibangun di Bali?
ilustrasi :)
Saya tidak berpandangan sempit tentang istilah modern. Boleh saja kita memodernkan segala aspek yang ada di Bali, agar kita tidak jauh tertinggal oleh perkembangan zaman. Tapi, pertu diingat bahwa jangan sampai melupakan akar kita sebagai krama Bali yang hendaknya melestarikan dan bertanggung jawab mempertahankan ornament arsitektur Bali sebagai salah satu hasil kebudayaan nenek moyang kita. Jangan sampai kita baru mencak-mencak setelah produk kebudayaan kita diakui bangsa lain. Lihat Jepang, yang bisa tetap tampil modis (modern) dengan budaya nenek moyangnya. Lakukanlah alkurturasi jika memang ingin mengikuti budaya modern itu. Ornament Bali tidak kuno kok! Padahal lebih seni dan indah ukiran-ukiran Bali daripada gundukan-gundukan beton pada konstruksi modern itu. Mari ciptakan Bali yang memang benar-benar bercita rasa Bali tapi tetap terbuka dengan budaya modern. Perlu perhatian lebih serta dukungan dari semua lapisan untuk mewujudkan Bali yang benar-benar Bali. Perlu kiranya, pemerintah memagari dengan ketat tentang arsitektur Bali ini, agar tetap lestari. Jangan jadikan Bali ini Bali palsu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar