Mau
dibawa kemana sepakbola negara kita jika kisruh ini tak segera selesai? PSSI
sebagai organisasi tertinggi telah menyulut berkobarnya revolusi yang
diinginkan pencinta sepakbola tanah air. PSSI terlalu angkuh dengan
kewenangannya. Nurdin dan antek-anteknya terlalu percaya diri dengan
kekuasaannya.
Munculnya
LPI sebagai simbol ketidakpuasan pencinta sepakbola negeri ini adalah awal
perlawanan kepada rezim gagal Nurdin.
LPI yang saya rasa mempunyai itikad baik malah ditentang oleh PSSI. PSSI
terlalu arogan. Harusnya PSSI belajar dari LPI mengenai pengelolaan liga secara
professional dan tidak bergantung pada uang rakyat.
Seakan
PSSI mendapat karma dari kearoganan mereka, kini merekapun dibekukan. Menpora tidak
mengakui PSSI lagi. Pemerintah
juga tidak lagi mengakui seluruh kompetisi/kegiatan olahraga dibawah
kepengurusan PSSI pusat yang sekarang.
Nah, jika keadaan seperti
ini, mana organisasi legal dalam persepakbolaan tanah air? Harusnya yang mengatakan
cinta persepakbolaan Indonesia berjalan pada rel yang sama. Kita harus bersatu
padu untuk memajukan olahraga terpopuler ini. Indonesia terlalu lama tertidur,
bahkan kini terancam mati suri untuk waktu yang belum ditentukan.
Hilangkan kepenting pribadi
sejenak. Jangan mau menang sendiri tanpa memikirkan masa depan sepakbola itu
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar