Rabu, 13 April 2011

Tanpa Arah


Mau dibawa kemana sepakbola negara kita jika kisruh ini tak segera selesai? PSSI sebagai organisasi tertinggi telah menyulut berkobarnya revolusi yang diinginkan pencinta sepakbola tanah air. PSSI terlalu angkuh dengan kewenangannya. Nurdin dan antek-anteknya terlalu percaya diri dengan kekuasaannya.
Munculnya LPI sebagai simbol ketidakpuasan pencinta sepakbola negeri ini adalah awal perlawanan  kepada rezim gagal Nurdin. LPI yang saya rasa mempunyai itikad baik malah ditentang oleh PSSI. PSSI terlalu arogan. Harusnya PSSI belajar dari LPI mengenai pengelolaan liga secara professional dan tidak bergantung pada uang rakyat.
Seakan PSSI mendapat karma dari kearoganan mereka, kini merekapun dibekukan. Menpora tidak mengakui PSSI lagi. Pemerintah juga tidak lagi mengakui seluruh kompetisi/kegiatan olahraga dibawah kepengurusan PSSI pusat yang sekarang.
Nah, jika keadaan seperti ini, mana organisasi legal dalam persepakbolaan tanah air? Harusnya yang mengatakan cinta persepakbolaan Indonesia berjalan pada rel yang sama. Kita harus bersatu padu untuk memajukan olahraga terpopuler ini. Indonesia terlalu lama tertidur, bahkan kini terancam mati suri untuk waktu yang belum ditentukan.
Hilangkan kepenting pribadi sejenak. Jangan mau menang sendiri tanpa memikirkan masa depan sepakbola itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar