Minggu
(10/4) pagi kala mentari baru menampakkan diri, saat sinar redupnya menyiram
hamparan, laut banyak remaja menyemut di tempat itu. Kaki-kaki menghentak
pelan. Riuh rendah dialog sayup-sayup terdengar. Hantaman ombak sesekali memecah
pagi yang masih hening. Manusia-manusia itu mendahului pagi. Tempat ini memang
biasa digunakan sebagai lokasi jogging
oleh masyarakat saat hari libur, seperti hari minggu ini. Jika sore tiba,
tempat ini akan diserbu pelancong baik yang tua maupun muda serta para
“pemburu” ikan.
Aroma
jajanan mulai tercium saat mentari menenggelamkan diri di ufuk barat. Kekhasan
sate kakul, mengundang pengunjung
untuk mampir. Lapak-lapak pedagang pun semakin ramai berdiri. Semakin malam,
pengunjung semakin banyak.
Bagi Buleleng,
tempat ini adalah serpihan sejarah di masa lampau. “Pelabuhan Buleleng merekam
kejayaan kerajaan Buleleng”, kata seorang bapak yang saya temui di lokasi. “Sejarah
kebesaran Buleleng tercermin di bangunan tua ini”, lanjutnya. Pelabuhan Buleleng di
Kabupaten Singaraja sebagai pintu utama Bali sejak masa pendudukan Belanda
hingga menjadi ibu kota Provinsi Sunda Kecil, periode tahun 1950-1958.
|
Jika
di eks Pelabuhan Buleleng akan dibangun gedung konvensi, bagaimana nasib
deretan bangunan tua di sisi timur pelabuhan itu? Inilah yang menjadi dilema
saat ini. Karena gedung konvensi bertaraf internasional yang beranggaran 3,5
miliar akan dibangun di areal bekas bangunan tua peninggalan Belanda itu. Sejumlah warga menyayangkan
pembongkaran itu, mengingat keberadaannya bisa menjadi pendukung kawasan wisata
Kota Singaraja. Menyikapi hal itu, Bupati Bagiada bingung.
“Ada yang berpandangan
bangunan tua itu harus dipertahankan. Ada yang bilang itu hanya gudang rusak
yang berbahaya dan harus dibongkar,” katanya di suatu kesempatan. Pembongkaran
bangunan saksi bisu perjalanan Buleleng sebagai ibukota Sunda Kecil dan
berbagai peristiwa heriok perjuangan Bangsa Indonesia itu juga didasari dengan
kondisi bangunan yang tidak terawat dan tidak masuk dalam kawasan dilindungi (heterage).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar