Rabu, 09 Desember 2009

PSSI tak Lagi Milik Indonesia

PSSI dan Pemerintah harusnya bersatu untuk memajukan sepakbola Indonesia, bukan sebaliknya. Jika akhirnya terjadi perseteruan kedua kubu ini, saya pikir memang harus terjadi. Tapi, saya tak habis piker jika permasalahan kedua kubu menjadi separah ini. Memang, kedua belah pihak harus mencari solusi terbaik untuk persepakbolaan tanah air. Ingat sepak bola Indonesia hancur, jangan dihancurkan lagi.
Disaat aspirasi dari pencinta sepak bola tak lagi digubris para punggawa PSSI, maka saatnya pemerintah turun tangan. Saya heran, mengapa tak pernah sedikitpun Nurdin Halid merasa bersalah. Bahkan dia begitu lancang meminta Presiden RI agar mencopot Andi Mallarangeng dari jabatannya. Bukankah terbalik?
Semua mencari kambing hitam. Semua saling tuduh. Semua saling menyalahkan. Semua merasa benar. Sikap inilah yang membuat sepak bola Negara ini tak maju-maju.
Masalah menjadi semakin rumit dan tak menemui jalan keluar. Tapi setidaknya menurut saya beberapa langkah yang diambil pemerintah sudah tepat. Pertama, tidak lagi mengakui PSSI sebagai organisasi sepakbola tertinggi di tanah air jika pemimpinnya masih Nurdin. Nurdin sudah terlalu serakah untuk menjembatani kepentingan nasional. Kedua, menyetop APBD untuk segala urusan PSSI. APBD adalah uang rakyat, saat ini PSSI tak dipercaya rakyat, jadi langkah ini sangat logis.
Ingat, PSSI itu milik Indonesia. Sangat layak jika PSSI didanai uang rakyat. Tapi menjadi sangat tidak layak bila APBD itu diberikan jika PSSI hanya dijadikan organisasi dengan kepentingan pribadi apalagi politik oleh Nurdin.
Pemerintah sudah mengambil tindakan yang benar. Selanjutnya tinggal menunggu keputusan dari FIFA saja. Apapun itu, sangat pantas untuk PSSI. semua demi kembalinya PSSI ke jalan yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar