PSSI
dan Pemerintah harusnya bersatu untuk memajukan sepakbola Indonesia, bukan
sebaliknya. Jika akhirnya terjadi perseteruan kedua kubu ini, saya pikir memang
harus terjadi. Tapi, saya tak habis piker jika permasalahan kedua kubu menjadi
separah ini. Memang, kedua belah pihak harus mencari solusi terbaik untuk
persepakbolaan tanah air. Ingat sepak bola Indonesia hancur, jangan dihancurkan
lagi.
Disaat
aspirasi dari pencinta sepak bola tak lagi digubris para punggawa PSSI, maka
saatnya pemerintah turun tangan. Saya heran, mengapa tak pernah sedikitpun
Nurdin Halid merasa bersalah. Bahkan dia begitu lancang meminta Presiden RI agar mencopot Andi Mallarangeng dari jabatannya.
Bukankah terbalik?
Semua mencari kambing hitam.
Semua saling tuduh. Semua saling menyalahkan. Semua merasa benar. Sikap inilah
yang membuat sepak bola Negara ini tak maju-maju.
Masalah menjadi semakin
rumit dan tak menemui jalan keluar. Tapi setidaknya menurut saya beberapa
langkah yang diambil pemerintah sudah tepat. Pertama, tidak lagi mengakui PSSI
sebagai organisasi sepakbola tertinggi di tanah air jika pemimpinnya masih
Nurdin. Nurdin sudah terlalu serakah untuk menjembatani kepentingan nasional.
Kedua, menyetop APBD untuk segala urusan PSSI. APBD adalah uang rakyat, saat
ini PSSI tak dipercaya rakyat, jadi langkah ini sangat logis.
Ingat, PSSI itu milik
Indonesia. Sangat layak jika PSSI didanai uang rakyat. Tapi menjadi sangat tidak
layak bila APBD itu diberikan jika PSSI hanya dijadikan organisasi dengan
kepentingan pribadi apalagi politik oleh Nurdin.
Pemerintah sudah mengambil
tindakan yang benar. Selanjutnya tinggal menunggu keputusan dari FIFA saja.
Apapun itu, sangat pantas untuk PSSI. semua demi kembalinya PSSI ke jalan yang
benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar