Sabtu, 05 Mei 2012

Tiga Sajak Pendek


Pagi dan Embun yang Santun
Aku pagi dan engkau embun. Pagi ceria dengan embun yang santun. Aku sudah tak ada ketika mentari menembusmu. Embun kini ditemani pagi di ujung daun.


Cinta Pagi
Menjawab tanpa jawaban. Cintaku adalah rasa asin di lautmu. Pagi mengira, mentari sanggup melarung asin kita yang berlebih hingga menyatu.
Menjawab tanpa jawaban. Cintaku adalah bunga-bunga yang tumbuh di sela rumput liar. Pagi mengira, engkau yang memekarkan bungaku.


Untuk Sebuah Petang
Selembar malam yang aku rindu. Segulung pagi yang terlewati. Sesobek siang yang menyengat. Petang hadir dengan rumit. Tak bisa kumengerti sebagai rumus-rumus matematika. Terlalu panjang barisan antara nol dan koma.
Terlalu susah dipahami nyata.




Singaraja, jumat malam, 04052012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar