Rabu, 24 Oktober 2012

Gincu Bibir Perawan

cantik, berlenggok mengitari sedan kinclong
rok mini menyambut dan panjang rambut terurai
dengan muka penuh pinta menjulurkan lidah keluar

bulan ngumpet di rimbun mendung malam
dan becek jalan memuncratkan kotor ke betismu
seperti totol-totol pada macan betina
dijilatnya betis dan paha tanpa permisi

harap menanti bersama gelisah
merah bibir tambah basah
ah... menggelinjang kau menahan naluri
menjambak rambut sendiri, perlahan
; berdesah

gincumu, luntur diusap gerimis
tak ada cermin di tas, juga di tembok jalan
pinjamlah spion, atau apa saja untuk menampakkan wajahmu
lihatlah! muka-muka di dinding jalan
sepertinya kau mengenali mereka, bukan?

ya, ketiakku sempat dijilatnya
dan yang berpeci itu... ah...
aku rindu bulu dadanya
tapi aku malu pada lampu malam
bagaimana kalau dia padam
di mana lagi harus kumenunggu
hanya di bawah lampu ini kukelihatan
sedang mata-mata pejantan...




Singaraja, 14-10-12

Senin, 22 Oktober 2012

BENIH


kedua bola mata penuh binar ketenangan
memancar mengisi ruas-ruas hati
menggoreskan setitik benih
apakah aku telah jatuh hati?

wahai pemilik paras teduh
senyum penyubur benih
sadarkah kau dengan benih yang tanpa sadar telah kau tanam disisa-sisa ladang hatiku?




Rangdu, 22-10-12