Tanggal
1 Maret 2012 itu adalah hari yang paling mengejutkan buat hidup gue. Ya setidaknya,
sampe gue ngetik post ini, hehe. Gue nggak nyangka puisi iseng yang gue kirim
ke lomba puisi yang diselenggarakan sama himpunan mahasiswa jurusan gue jadi juara
1. Puisi itu judulnya Senyum Kopi. Puisi paling ngaco yang gue buat, tapi
dengan penyajian yang sok serius.
Puisi
itu lahir ketika gue sedang nyruput kopi sebulan yang lalu, tepatnya Maret. Cuma
gara-gara ngebayangin senyum seorang cewe ketika menyeruput kopi, gue bisa
nulis puisi ‘juara’ itu. Ajaib sebenernya. Selain jadi juara 1 lomba, puisi gue
juga dibacakan perdana di depan orang banyak. Dibacakan dengan sangat baik di
gelaran malam sastra, di depan teman-teman se-jurusan dan para dosen gue. Bangga
banget. Itu pembacaan pertama lhoo, dan gue pun belum sempet bacain puisi itu
di depan orang setelah ditulis. Lucu ya :p.
Terharu
banget dengernya ketika itu. Puisi gue dibacain oleh siswi SMA juara lomba
puisi SMA se-Singaraja yang diselenggarakan oleh jurusan gue. Oia, gue kuliah
di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Singaraja, Bali, ngambil jurusan
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Jurusan tercinta yang selalu menginspirasi.
Pembacaan yang sangat menjiwai oleh siswi bergaun kuning. Seseorang yang sampe
saat ini nggak gue kenal. Miris.
Ini dia puisi ‘juara’
gue..
Senyum Kopi
Aroma
pagimu selalu saja lebih segar,
ringan
membuka pintu hari
Aku
masih terus-terusan betah duduk dalam waktu seperempat malam,
menarik
selimut subuh,
bersikeras
gelap masih menyertaiku
Senyum kopi
menyambut seketika,
kedua kelopak mata
kita bersentuhan rasa,
berhenti
dengan rapi dalam jarak sekian senti dari cangkir kopiku yang mengepulkan asap
dan aroma pagi yang kita kenal baik
Selamat pagi, katamu,
dan matamu
Sekilas aku
tersenyum mengingatnya dekatku pada suatu sarapan pagi.
(esabhaskara)
(esabhaskara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar