Jumat, 04 Mei 2012

Puisi Juara Gue

Tanggal 1 Maret 2012 itu adalah hari yang paling mengejutkan buat hidup gue. Ya setidaknya, sampe gue ngetik post ini, hehe. Gue nggak nyangka puisi iseng yang gue kirim ke lomba puisi yang diselenggarakan sama himpunan mahasiswa jurusan gue jadi juara 1. Puisi itu judulnya Senyum Kopi. Puisi paling ngaco yang gue buat, tapi dengan penyajian yang sok serius.
Puisi itu lahir ketika gue sedang nyruput kopi sebulan yang lalu, tepatnya Maret. Cuma gara-gara ngebayangin senyum seorang cewe ketika menyeruput kopi, gue bisa nulis puisi ‘juara’ itu. Ajaib sebenernya. Selain jadi juara 1 lomba, puisi gue juga dibacakan perdana di depan orang banyak. Dibacakan dengan sangat baik di gelaran malam sastra, di depan teman-teman se-jurusan dan para dosen gue. Bangga banget. Itu pembacaan pertama lhoo, dan gue pun belum sempet bacain puisi itu di depan orang setelah ditulis. Lucu ya :p.
Terharu banget dengernya ketika itu. Puisi gue dibacain oleh siswi SMA juara lomba puisi SMA se-Singaraja yang diselenggarakan oleh jurusan gue. Oia, gue kuliah di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Singaraja, Bali, ngambil jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Jurusan tercinta yang selalu menginspirasi. Pembacaan yang sangat menjiwai oleh siswi bergaun kuning. Seseorang yang sampe saat ini nggak gue kenal. Miris.
Ini dia puisi ‘juara’ gue..




Senyum Kopi
Aroma pagimu selalu saja lebih segar,
ringan membuka pintu hari

Aku masih terus-terusan betah duduk dalam waktu seperempat malam,
menarik selimut subuh,
bersikeras gelap masih menyertaiku

Senyum kopi menyambut seketika,
kedua kelopak mata kita bersentuhan rasa,
berhenti dengan rapi dalam jarak sekian senti dari cangkir kopiku yang mengepulkan asap dan aroma pagi yang kita kenal baik

Selamat pagi, katamu, dan matamu
Sekilas aku tersenyum mengingatnya dekatku pada suatu sarapan pagi.


(esabhaskara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar