Minggu, 17 Oktober 2010

Hubungan Ilmu dan Filsafat


Filsafat dikatakan sebagai induk ilmu pengetahuan (mater scientiarium) karena ilmu yang paling pertama kali muncul. Objek kajian filsafat ialah seluruh kenyataan. Padahal sebagai sebuah ilmu, filsafat harusnya mempunyai objek material khusus. Inilah yang menyebabkan ilmu terpisah dengan filsafat. Walau terpisah, hubungan filsafat dengan ilmu tidak terputus.
Adanya ciri khusus yang menjadi pemisah antar ilmu menimbulkan batas-batas tegas tiap ilmu. Di sinilah filsafat berusaha menyatupadukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas. Oleh  Karena itu, filsafat merupakan salah satu bagian proses pendidikan secara ilmiah dari mahluk yang berpikir.
Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Hal ini disebabkan banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan ilmiah dalam menelaahnya. Sedangkan ilmu menyediakan bahan-bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah.
Terhadap ilmu-ilmu khusus, filsafat (filsafat ilmu) secara kritis menganalisis konsep-konsep dasar dan memeriksa asumsi-asumsi dari ilmu dan memperoleh arti dan validitasnya. Apabila tidak diikuti proses di atas, maka hasil-hasil yang dicapai ilmu tersebut tidak memperoleh alasan kuat. Sehingga pada akhirnya, filsafat juga memegang peranan penting dalam membedakan bats-batas ilmu khusus yang semakin sempit.
Tiga Landasan Penelaahan Ilmu
1.      Ontologi ilmu (apa hakikat ilmu) menggarap apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah yang tidak terlepas dari persepsi filsafati tentang apa dan bagaimana ada itu.
2.      Epistemology ilmu, melliputi sumber, saran dan tata cara menggunakan saranan tersebut untuk mencapai pengetahuan ilmiah.
3.      Aksiologi ilmu, meliputi nilai-nilai (value) yang bersifat normative dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, simbolik, ataupun fisik material.
Dalam perkembangan filsafat ilmu yang mengarahkan pandangannya pada strategi pengembangan ilmu menyangkut etik dan heuristik. Ada tiga macam pendapat mengenai strategi pengembangan ilmu. Pertama, ilmu berkembangan dalam otonomi dan tertutup. Kedua, ilmu lebur dalam konteks. Ketiga, ilmu dan kontek saling meresapi dan saling memberi pengaruh.